Translate

Kamis, 07 Januari 2010

Skripsi : Persepsi Pemirsa terhadap maraknya iklan SMS Premium di televisi (Studi kasus deskriptif pada siswa/i SMU St.Theresia-Jakarta)

Ini penelitian yang saya lakukan sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaan ilmu komunikasi di Stikom The London School of Public Relations, Jakarta. Penelitian bersifat kuantitatif deskriptif, dengan hanya menggunakan 1 variabel, yaitu "persepsi". Mengapa hanya 1 variabel? Dengan alasan sebagai berikut, saya menganggap ini skripsi untuk mendapat gelar S1, dimana penelitian yang dilakukan belum terlalu khusus dan spesifik seperti halnya penelitian untuk mendapat gelar S2 dan S3. Jadi dalam hal ini lebih baik disarankan untuk meneliti yang mudah-mudah saja dan permasalahan yang dibahas adalah yang terjadi di sekitar kita, dan responden yang diambil bisa tergolong umum, dalam artian bisa orangtua, teman, saudara, dll. Tapi dalam penelitian yang saya lakukan yaitu terhadap 80 responden siswa/i SMU St.Theresia.

Saya tertarik untuk meneliti iklan SMS premium dikarenakan saat ini makin banyak sekali kita lihat bermacam-macam iklan SMS premium di televisi yang menawarkan jasa ramalan, download ringtone lagu & games, nasihat percintaan & kesehatan serta SMS artis. Munculnya fenomena dari maraknya iklan SMS premium tersebut juga menjadi tujuan yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui persepsi pemirsa, khususnya siswa/i atas tayangan iklan SMS Premium di televisi.

Tentunya manfaat penelitian yang diperoleh, baik itu yang bersifat akademis yaitu dapat bermanfaat bagi kalangan akademis dalam menambah pengetahuan tentang media komunikasi baru, yaitu SMS. Serta diharapkan dapat menambah wawasan & mengembangkan teori Uses & Grafitication, melalui media SMS. Sedangkan yang bersifat praktis, kiranya dapat memberikan wawasan & pengetahuan baru bagi si peneliti khususnya dan masyarakat pada umumnya mengenai fenomena yang sedang marak ditayangkan di televisi yaitu iklan SMS Premium.

A. Kerangka Teoritis
1. Teori Komunikasi
1.1 Definisi komunikasi menggunakan buku Cangara (2005:19), Rogers bersama D.Lwarence Kincaid, melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa "pertukaran informasi dengan 1 sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam".

1.2 Proses Komunikasi, pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran/perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). "Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragua-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan yang timbul dari lubuk hati". (Effendy,2004:11)

1.3 Unsur Komunikasi, menurut Harold D.Lasswell (Effendy,2004:18) terdiri dari beberapa unsur utama yaitu Sumber, Pesan, Media, Penerima, dan Pengaruh.

1.4 Model Komunikasi, menurut Cangara (2003:34), " Model ialah suatu gambaran yang sistenatis dan abstrak, dimana menggambarkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah proses". Berikut adalah model komunikasi berdasarkan pandangan dari gabungan beberapa ahli seperti David K.Berto, membuat formula komunikasi secara sederhana yang dikenal dengan "SCMR", yaitu Source, Channel, Message, Receiver.
Sedangkan Shannon & Berlo, Charles Osgood, Gerarld Miller dan Melvin L.De Fleur memasukkan unsur efek & umpan balik (feedback) sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna. Perkembangan yang terakhir adalah munculnya pandangan Joseph de Vito, K.Sereno & Erika Vora, yang menilai faktor lingkungan sebagai unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung proses komunikasi. (Cangara, 2003:22-23)

1.5 Fungsi Komunikasi menurut Effendy (2004:8), ada 4 fungsi yaitu: Menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi.

1.6 Tujuan Komunikasi masih menurut Effendy, yaitu: Perubahan sikap, perubahan pendapat, perubahan perilaku, dan perubahan sosial.

2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen & anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak & sesaat. (Rakhmat, 2001:189)

3. Persepsi
Definisi persepsi berdasar Brian Fellows adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisa informasi. Sedangkan menurut Kenneth A.Serena & Edward M.Bodaken, persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling & lingkungan kita. (Mulyana, 2005:168). Dalam persepsi terdapat 3 sikap yaitu Kognitif, afektif dan konatif. Dan ini yang nantinya akan diukur dalam penelitian ini, dimana dalam penelitian ini, penulis menitikberatkan pada ke3 sikap tersebut yaitu setelah melihat tayangan iklan SMS premium di televisi, khalayak mendapatkan suatu pengetahuan baru atau tingkat pengetahuan khalayak terhadap iklan tersebut, lalu muncul suatu perasaan/penilaian dalam diri khalayak, dan kemudian timbul suatu reaksi sikap/perilaku atas kehadiran iklan SMS Premium tersebut.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 400 orang siswa/i SMU St.Theresia, kemungkinan salah/sampling error dari penelitian ini menurut penulis 10%. Maka jumlah sampel yang diambil sebanyak 80 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Non Probability Sampling, khususnya Purposive Sampling. Purposive Sampling yaitu dalam pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif menggunakan skala Likert, dengan 5 peringkat penilaian yaitu Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju.

Dalam uji instrumen, dilakukan uji reliabilitas & validitas terhadap 30 responden. Dalam reliabilitas diberi batasan, dimana jika koefisien reliabilitas (Alpha) dibawah 0.6 berarti tidak reliable. Sedangkan untuk uji validitas, untuk menentuka nilai r table atau df=30-2=28. Dengan tingkat signifikan 5 %, maka table r=0,361. Uji instrumen ini menggunakan SPSS 16.0

Kesimpulan
Penelitian analisis deskriptif yang bersifat kuantitatif atas hasil penyebaran kuesioner terhadap 80 responden dengan menguraikan melalui skala Likert, maka untuk dimensi kognitif dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap iklan SMS Premium sangatlah baik. Hal ini dapat dilihat melalui hasil kuesioner dimana mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa tayangan iklan SMS Premium yang berulang kali mudah diingat. Dari segi Afektif, dapat disimpulakn bahwa mayoritas responden menyatakan perasaan mereka yang tidak suka akan maraknya tayangan iklan SMS Premium yang dapat dibuktikan dengan banyaknya jawaban setuju atas pernyataan penayangan iklan SMS Premium yang terlalu sering akan membosankan. Untuk segi konatif, sebagian besar responden menyatakan tidak setuju bila penayangan iklan SMS Premium berulang kali, penampilan artis/tokoh masyarakat serta pesan menjanjikan & memberi harapan dalam setiap iklan, mampu membuat responden mengirimkan SMS & melakukan registrasi.

Ini menunjukkan bahwa pemirsa memiliki persepi yang baik dari segi kognitif & afektif terhadap maraknya iklan SMS Premium di televisi. Persepsi yang baik itu ternyata tidak didukung dari segi konatif, karena maraknya iklan SMS Premium tidak dapat membuat mayoritas responden melakukan registrasi terhadap suatu provider.

Saran praktis yang bisa diberikan antara lain sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan penyedia layanan SMS Premium (provider), hendaknya agar dilakukan evaluasi secara rutin, apakah penayangan iklan SMS Premium yang berulang kali sebanding dengan tingkat pengiriman SMS registrasi yang dilakukan oleh masyarakat.
2. Bagi masyarakat diharapkan agar lebih kritis dalam menanggapi iklan SMS Premium di televisi.