Translate

Sabtu, 20 Oktober 2012

Mencegah mal praktek (salah diagnosa dari dokter)

Patut waspada! 
Itu mungkin yang harus jadi pedoman kalo sakit dan mau berobat. Ada baiknya kita berobat tidak hanya ke 1 dokter saja, terlebih bila anda ingin berobat ke Rumah Sakit. Saya hanya ingin berbagi pengalaman karena 2 hari yang lalu suami saya sakit panas demam yang cukup tinggi dan tidak kunjung menurun hingga 2 hari dari pagi sampai malam dan hingga pagi lagi. 

Jadi suami saya Rabu malam masih baik-baik saja, mendadak kamis pagi panas sangat tinggi sampai malam hari. Kami baru bisa membawanya ke dokter pada kamis malam dikarenakan dia sudah ada appointment dengan US Embassy dari siang hingga sore hari. Kamis malam akhirnya segera kita bawa ke dokter umum di salah satu RS swasta di daerah Jakarta Selatan. Sebenarnya gejala yang suami saya alami hanya tenggorokan sangat sakit untuk menelan dan sempat muntah di siang hari sesaat sebelum appointment. Setelah menunggu, akhirnya giliran kita untuk masuk ke ruang dokter tersebut. Oleh dokter, hanya diperiksa tensi darah dan sekujur tubuh. Dokter mengatakan panasnya cenderung sangat tinggi. Dan dokter melihat ada bintik2 merah di kaki suami saya yang patut diwaspadai sebagai gejala Demam Berdarah. Tetapi oleh dokter tersebut, suami saya tidak dilakukan sesuatu seperti diberi suntikan untuk menurunkan panas demamnya atau apalah yang sekiranya bisa berhasil untuk menurunkan panas demamnya terlebih dahulu, melainkan disuruh untuk tes darah di laboratorium. Oke, kita jalankan karena khawatir bila benar terjadi gejala demam berdarah.


Setelah menunggu hasil lab dan kembali ke dokter tersebut setelah 30 menit, puji Tuhan hasil lab menunjukkan suami saya tidak menderita gejala demam berdarah, tetapi diingatkan hasil lab hari kamis tersebut hanya hasil sementara, gejala demam berdarah baru bisa dikatakan 100% positif pada hari ketiga bila masih panas demam. Alhasil dokter hanya memberikan resep dokter untuk suami dan mengingatkan untuk kembali lagi bila sampai hari sabtu panas demamnya tidak kunjung turun.


Oke, sehabis dari dokter kita pulang kerumah dan suami mulai minum berbagai macam obat yang diberikan sejak kamis malam hingga jumat siang. Tetapi, tidak ada satu pun perubahan kondisi di suami, melainkan justru semakin panas dan tenggorokan semakin sakit untuk menelan apa pun itu. Saya semakin khawatir apakah betul dia menderita demam berdarah? karena panas badan tidak turun2, tetapi koq bintik2 merah di kaki mulai menghilang dan sama sekali tidak ada bintik2 merah lagi. Lalu saya berinisiatif untuk membawa suami saya berobat lagi ke dokter pribadi saya. Saya memang tidak bisa membawa suami saya untuk berobat ke dokter pribadi saya pada kamis malam, melainkan justru ke RS terdekat karena saat itu dokter pribadi saya sedang berada diluar kota, jadi apa pilihan saya selain ke RS for emergency..


Setelah berobat ke dokter pribadi, dan diketahui ternyata suami saya hanya menderita radang tenggorokan yang infeksinya cukup membuat demam suami cukup tinggi. Suami lalu diberi suntikan dan beberapa obat, dan obat yang saya peroleh dari dokter di RS saya bawa dan tunjukkan ke dokter pribadi saya, lalu dokter pribadi saya mengambil obat tersebut dan menyarankan saya untuk tidak melanjutkan obat yang diperoleh dari dokter di RS. Setelah kira2 3 jam, kondisi suami saya berangsur membaik, panas demamnya turun, dan sabtu pagi sudah mulai sembuh dan bisa melakukan aktivitas lagi seperti biasanya.


Tanpa bermaksud untuk mengkritik terhadap pelayanan dokter di RS, tetapi lebih mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti mal praktek yang sering kita dengar di berita oleh seorang dokter dari RS tertentu, dsb... Saya hanya berpikir bagaimana seandainya suami masih demam hingga hari sabtu, dan bagaimana bila saya tidak membawanya ke dokter lain tetapi mempercayai diagnosa dokter dari RS tersebut? Mungkin... mungkin saja bila saya kembali lagi ke RS tersebut dan dokter di RS itu, mungkin suami saya sudah dikatakan positif demam berdarah dengan alasan panas demamnya tidak kunjung turun dan harus diminta untuk dirawat inap di RS tersebut? Atau mungkin suami saya sengaja diberi obat2an dari RS tsb yang membuatnya tidak kunjung sembuh supaya nantinya bisa disuruh rawat inap? We will never know.. 


Maka dari itu tidak heran'lah bila kadang kita sering dengar ada mal praktek karena salah diagnosa dari dokter. Seperti yang kemarin baru dialami oleh salah satu artis Cindy Claudia Harahap, saya tidak tahu dia menderita sakit apa tapi yang saya dengar dari infotainment dia salah mendapat diagnosa dari dokter salah satu RS di jakarta. Setelah berobat di Singapore, ternyata dia menderita penyakit yang sesungguhnya. Kiranya pengalaman saya bisa mengingatkan kawan sekalian untuk lebih berhati-hati bila berobat, khususnya ke RS, bila ada dana lebih sebaiknya coba untuk dirujuk ke dokter yang berbeda bila memang tidak ada hasil dari dokter pertama dimana anda memeriksakan kondisi kesehatan anda..